Sabtu, 05 Oktober 2013

pengertian, jenis, contoh puisi lama beserta pengarangnya


Definisi Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan atau puisi yang dibatasi oleh aturan tertantu. Aturan- aturan itu antara lain :
~       Jumlah kata dalam 1 baris
~       Jumlah baris dalam 1 bait
~       Persajakan (rima)
~       Banyak suku kata tiap baris
~       Irama

v Ciri-ciri Puisi Lama
a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima

v Jenis-jenis Puisi Lama
1.      Mantra 
Mantra diartikan sebagai susunan kata yang berunsur puisi (seperti rima dan irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.
Ciri-ciri:
Ø  Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
Ø  Bersifat lisan, sakti atau magis
Ø  Adanya perulangan
Ø  Metafora merupakan unsur penting
Ø  Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius
Ø  Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
Contoh :
Pulanglah engkau kepada rimba sekampung,
Pulanglah engkau kepada rimba yang besar,
Pulanglah engkau kepada gunung guntung,
Pulanglah engkau kepada sungai yang tiada berhulu,
Pulanglah engkau kepada kolam yang tiada berorang,
Pulanglah engkau kepada mata air yang tiada kering,
Jikalau kau tiada mau kembali, matilah engkau.
2.      Pantun
Adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
Ciri-ciri :
Ø  Setiap bait terdiri 4 baris
Ø  Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
Ø  Baris 3 dan 4 merupakan isi
Ø  Bersajak a – b – a – b
Ø  Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
Contoh :
Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Biarlah mati kita bersama
Satu kubur kita berdua
(Roro Mendut, 1968)
3.      Karmina
Atau dikenal dengan nama pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). Biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.
Ciri-ciri karmina
Ø  Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
Ø  Bersajak aa-aa, aa-bb
Ø  Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
Ø  Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
Ø  Semua baris diawali huruf capital.
Ø  Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
Ø  Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.
Contoh :
Dahulu ketan sekarang ketupat
Dahulu jagoan sekarang ustad

Pergi ke rawa ke muara pula
Sudah tak juara tak sholat pula
Buah nagka bentuknya bulat
Sudah tua bangka belum ingat akhirat
4.      Seloka
Adalah pantun berkait. Kata "seloka" diambil dari bahasa Sanskerta, sloka.
Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, kadang-kadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
Ciri-ciri seloka
Ø  Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair,
Ø  Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
Contoh :
Bunga mawar cempaka biru
Bunga rampai di dalam puan
Tujuh malam semalam rindu
Belum sampai padamu tuan

Bunga rampai di dalam puan
Ruku-ruku dari peringgit
Belum sampai padamu tuan
Rindu saya bukan sedikit

Ruku-ruku di peringgit
Teras jati bertalam-talam
Rindu saya bukan sedikit
Nyaris mati semalam-malam

Teras jati bertalam-talam
Kapal brlabuh dilautan sisi
Nyaris mati semalam-malam
Bantal dipeluk saya tangisi
(Anatomi Sastra_Prof. Atar Semi, hal. 148)


5.      Gurindam
P uisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
Gurindam merupakan satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
Ciri-ciri :
Ø  Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian
Ø  baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
Contoh :
Ini gurindam pasal yang keenam:
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,
(Gurindam duabelas Raja Ali Haji pasal keenam)
6.      Talibun
 Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.
Ciri-ciri:
Ø  Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Ø  Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Ø  Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
Ø  Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Ø  Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d


Contoh :
Panakik pisau siraut
Ambil galah batang lintabung
Silodang ambil untuk niru
Yang setitik jadikan laut
Yang sekapal jadikan gunung
Alam terkembang jadikan guru
(Panghulu, 1978:2)
7.      Bidal
Bidal adalah jenis puisi lama dalam bentuk peribahasa dalam sastra Melayu lama yang kebanyakan berisi sindiran, peringatan, nasehat, dan sejenisnya. Bidal merupakan jenis peribahasa yang memiliki arti lugas, irama dan rima, sehingga bisa digolongkan ke dalam jenis puisi.
Contoh :
Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau
Ada ubi ada talas, ada budi ada balas
8.      Syair
Syair adalah salah satu jenis puisi lama. Puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, dan biasanya  berisi nasihat atau cerita.
Ciri-ciri syair
Ø  Terdiri dari 4 baris
Ø  Berirama a-a-a-a
Ø  Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair
Contoh :
Syair Abu Nawas
Wahai Tuhanku! Aku bukanlah ahli surg
Tapi aku tidak sangup menahan siksa neraka
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku...
Sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar...
Dosaku bagaikan bilangan pasir...
Maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
Umurku ini setiap hari berkurang
Sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
Wahai Tuhanku! Hamba-Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu
Dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada-Mu
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah ahli pengampun
Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau


Anonim. 2009. Sastra Melayu. Diambil dari id.wikipedia.org pada tanggal 28 September 2013                                                                            
Anonim. 2012. Pengertian, macam-macam dan contoh puisi. Diambil dari edukasi.kompasiana.com pada tanggal 28 September 2013



 Definisi Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan atau puisi yang dibatasi oleh aturan tertantu. Aturan- aturan itu antara lain :
~       Jumlah kata dalam 1 baris
~       Jumlah baris dalam 1 bait
~       Persajakan (rima)
~       Banyak suku kata tiap baris
~       Irama

v Ciri-ciri Puisi Lama
a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima

v Jenis-jenis Puisi Lama
1.      Mantra 
Mantra diartikan sebagai susunan kata yang berunsur puisi (seperti rima dan irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.
Ciri-ciri:
Ø  Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
Ø  Bersifat lisan, sakti atau magis
Ø  Adanya perulangan
Ø  Metafora merupakan unsur penting
Ø  Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius
Ø  Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
Contoh :
Pulanglah engkau kepada rimba sekampung,
Pulanglah engkau kepada rimba yang besar,
Pulanglah engkau kepada gunung guntung,
Pulanglah engkau kepada sungai yang tiada berhulu,
Pulanglah engkau kepada kolam yang tiada berorang,
Pulanglah engkau kepada mata air yang tiada kering,
Jikalau kau tiada mau kembali, matilah engkau.
2.      Pantun
Adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
Ciri-ciri :
Ø  Setiap bait terdiri 4 baris
Ø  Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
Ø  Baris 3 dan 4 merupakan isi
Ø  Bersajak a – b – a – b
Ø  Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
Contoh :
Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Biarlah mati kita bersama
Satu kubur kita berdua
(Roro Mendut, 1968)
3.      Karmina
Atau dikenal dengan nama pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). Biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.
Ciri-ciri karmina
Ø  Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
Ø  Bersajak aa-aa, aa-bb
Ø  Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
Ø  Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
Ø  Semua baris diawali huruf capital.
Ø  Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
Ø  Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.
Contoh :
Dahulu ketan sekarang ketupat
Dahulu jagoan sekarang ustad

Pergi ke rawa ke muara pula
Sudah tak juara tak sholat pula
Buah nagka bentuknya bulat
Sudah tua bangka belum ingat akhirat
4.      Seloka
Adalah pantun berkait. Kata "seloka" diambil dari bahasa Sanskerta, sloka.
Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, kadang-kadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
Ciri-ciri seloka
Ø  Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair,
Ø  Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
Contoh :
Bunga mawar cempaka biru
Bunga rampai di dalam puan
Tujuh malam semalam rindu
Belum sampai padamu tuan

Bunga rampai di dalam puan
Ruku-ruku dari peringgit
Belum sampai padamu tuan
Rindu saya bukan sedikit

Ruku-ruku di peringgit
Teras jati bertalam-talam
Rindu saya bukan sedikit
Nyaris mati semalam-malam

Teras jati bertalam-talam
Kapal brlabuh dilautan sisi
Nyaris mati semalam-malam
Bantal dipeluk saya tangisi
(Anatomi Sastra_Prof. Atar Semi, hal. 148)


5.      Gurindam
P uisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
Gurindam merupakan satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
Ciri-ciri :
Ø  Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian
Ø  baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
Contoh :
Ini gurindam pasal yang keenam:
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,
(Gurindam duabelas Raja Ali Haji pasal keenam)
6.      Talibun
 Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.
Ciri-ciri:
Ø  Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Ø  Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Ø  Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
Ø  Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Ø  Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d


Contoh :
Panakik pisau siraut
Ambil galah batang lintabung
Silodang ambil untuk niru
Yang setitik jadikan laut
Yang sekapal jadikan gunung
Alam terkembang jadikan guru
(Panghulu, 1978:2)
7.      Bidal
Bidal adalah jenis puisi lama dalam bentuk peribahasa dalam sastra Melayu lama yang kebanyakan berisi sindiran, peringatan, nasehat, dan sejenisnya. Bidal merupakan jenis peribahasa yang memiliki arti lugas, irama dan rima, sehingga bisa digolongkan ke dalam jenis puisi.
Contoh :
Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau
Ada ubi ada talas, ada budi ada balas
8.      Syair
Syair adalah salah satu jenis puisi lama. Puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, dan biasanya  berisi nasihat atau cerita.
Ciri-ciri syair
Ø  Terdiri dari 4 baris
Ø  Berirama a-a-a-a
Ø  Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair
Contoh :
Syair Abu Nawas
Wahai Tuhanku! Aku bukanlah ahli surg
Tapi aku tidak sangup menahan siksa neraka
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku...
Sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar...
Dosaku bagaikan bilangan pasir...
Maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
Umurku ini setiap hari berkurang
Sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
Wahai Tuhanku! Hamba-Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu
Dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada-Mu
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah ahli pengampun
Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau


Anonim. 2009. Sastra Melayu. Diambil dari id.wikipedia.org pada tanggal 28 September 2013                                                                            
Anonim. 2012. Pengertian, macam-macam dan contoh puisi. Diambil dari edukasi.kompasiana.com pada tanggal 28 September 2013












































Tidak ada komentar:

Posting Komentar