Definisi Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh
aturan-aturan atau puisi yang dibatasi oleh aturan tertantu. Aturan-
aturan itu antara lain :
~
Jumlah kata dalam 1 baris
~
Jumlah baris dalam 1 bait
~
Persajakan (rima)
~
Banyak suku kata tiap baris
~
Irama
v Ciri-ciri
Puisi Lama
a) Merupakan puisi rakyat yang tak
dikenal nama pengarangnya
b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c) Sangat terikat oleh aturan-aturan
seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
v Jenis-jenis Puisi Lama
Mantra diartikan sebagai susunan kata yang
berunsur puisi (seperti rima dan irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib,
biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang
lain.
Ciri-ciri:
Ø Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
Ø Bersifat lisan, sakti atau magis
Ø Adanya perulangan
Ø Metafora merupakan unsur penting
Ø Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan
lawan bicara) dan misterius
Ø Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku
kata, baris dan persajakan.
Contoh :
Pulanglah engkau kepada rimba sekampung,
Pulanglah engkau kepada rimba yang
besar,
Pulanglah engkau kepada gunung guntung,
Pulanglah engkau kepada sungai yang
tiada berhulu,
Pulanglah engkau kepada kolam yang tiada
berorang,
Pulanglah engkau kepada mata air yang
tiada kering,
Jikalau kau tiada mau kembali, matilah
engkau.
2. Pantun
Adalah
puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri
dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai
isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi,
agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
Ciri-ciri :
Ø Setiap bait terdiri 4 baris
Ø Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
Ø Baris 3 dan 4 merupakan isi
Ø Bersajak a – b – a – b
Ø Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
Contoh :
Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Biarlah mati kita bersama
Satu kubur kita berdua
(Roro Mendut, 1968)
Ubur-ubur sampingan dua
Biarlah mati kita bersama
Satu kubur kita berdua
(Roro Mendut, 1968)
3. Karmina
Atau dikenal dengan nama pantun kilat adalah
pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris
kedua adalah isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). Biasanya digunakan untuk
menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.
Ciri-ciri karmina
Ø Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
Ø Bersajak aa-aa, aa-bb
Ø Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
Ø Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
Ø Semua baris diawali huruf capital.
Ø Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri
tanda titik.
Ø Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan
perintah.
Contoh :
Dahulu ketan sekarang ketupat
Dahulu jagoan sekarang ustad
Dahulu jagoan sekarang ustad
Pergi ke rawa ke muara pula
Sudah tak juara tak sholat pula
Sudah tak juara tak sholat pula
Buah nagka bentuknya bulat
Sudah tua bangka belum ingat akhirat
Sudah tua bangka belum ingat akhirat
4. Seloka
Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah
maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan.
Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, kadang-kadang
dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
Ciri-ciri seloka
Ø Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair,
Ø Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
Contoh :
Bunga
mawar cempaka biru
Bunga
rampai di dalam puan
Tujuh malam
semalam rindu
Belum sampai
padamu tuan
Bunga rampai di
dalam puan
Ruku-ruku dari
peringgit
Belum sampai
padamu tuan
Rindu saya bukan
sedikit
Ruku-ruku di
peringgit
Teras jati bertalam-talam
Rindu saya bukan
sedikit
Nyaris mati
semalam-malam
Teras jati
bertalam-talam
Kapal brlabuh
dilautan sisi
Nyaris mati
semalam-malam
Bantal dipeluk
saya tangisi
(Anatomi
Sastra_Prof. Atar Semi, hal. 148)
5. Gurindam
P uisi
yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
Gurindam merupakan satu
bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir
yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan
semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau
akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
Ciri-ciri :
Ø Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau
perjanjian
Ø baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah
atau perjanjian pada baris pertama tadi.
Contoh :
Ini gurindam
pasal yang keenam:
Cahari
olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,
(Gurindam
duabelas Raja Ali Haji pasal keenam)
6. Talibun
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena
mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris
hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.
Ciri-ciri:
Ø Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus
genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Ø Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga
sampiran dan tiga isi.
Ø Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat
sampiran dan empat isi.
Ø Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Ø Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d –
a – b – c – d
Contoh :
Panakik pisau siraut
Ambil galah batang lintabung
Silodang ambil untuk niru
Yang setitik jadikan laut
Yang sekapal jadikan gunung
Alam terkembang jadikan guru
(Panghulu, 1978:2)
Ambil galah batang lintabung
Silodang ambil untuk niru
Yang setitik jadikan laut
Yang sekapal jadikan gunung
Alam terkembang jadikan guru
(Panghulu, 1978:2)
7. Bidal
Bidal adalah jenis puisi lama
dalam bentuk peribahasa dalam sastra Melayu lama yang kebanyakan berisi
sindiran, peringatan, nasehat, dan sejenisnya. Bidal merupakan jenis peribahasa
yang memiliki arti lugas, irama dan rima, sehingga bisa digolongkan ke dalam
jenis puisi.
Contoh :
Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau
Ada ubi ada talas, ada budi ada balas
8. Syair
Syair adalah
salah satu jenis puisi lama. Puisi yang bersumber dari Arab
dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a,
dan biasanya berisi nasihat atau cerita.
Ciri-ciri syair
Ø Terdiri dari 4 baris
Ø Berirama a-a-a-a
Ø Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud
penyair
Contoh
:
Syair
Abu Nawas
Wahai Tuhanku! Aku bukanlah ahli surg
Tapi aku tidak sangup menahan siksa neraka
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku...
Sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar...
Dosaku bagaikan bilangan pasir...
Maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
Umurku ini setiap hari berkurang
Sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
Wahai Tuhanku! Hamba-Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu
Dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada-Mu
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah ahli pengampun
Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau
Tapi aku tidak sangup menahan siksa neraka
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku...
Sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar...
Dosaku bagaikan bilangan pasir...
Maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
Umurku ini setiap hari berkurang
Sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
Wahai Tuhanku! Hamba-Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu
Dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada-Mu
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah ahli pengampun
Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau
Anonim. 2009. Sastra Melayu. Diambil
dari id.wikipedia.org pada tanggal 28 September 2013
Anonim. 2012. Pengertian,
macam-macam dan contoh puisi. Diambil dari edukasi.kompasiana.com pada
tanggal 28 September 2013
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh
aturan-aturan atau puisi yang dibatasi oleh aturan tertantu. Aturan-
aturan itu antara lain :
~
Jumlah kata dalam 1 baris
~
Jumlah baris dalam 1 bait
~
Persajakan (rima)
~
Banyak suku kata tiap baris
~
Irama
v Ciri-ciri
Puisi Lama
a) Merupakan puisi rakyat yang tak
dikenal nama pengarangnya
b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c) Sangat terikat oleh aturan-aturan
seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
v Jenis-jenis Puisi Lama
Mantra diartikan sebagai susunan kata yang
berunsur puisi (seperti rima dan irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib,
biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang
lain.
Ciri-ciri:
Ø Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
Ø Bersifat lisan, sakti atau magis
Ø Adanya perulangan
Ø Metafora merupakan unsur penting
Ø Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan
lawan bicara) dan misterius
Ø Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku
kata, baris dan persajakan.
Contoh :
Pulanglah engkau kepada rimba sekampung,
Pulanglah engkau kepada rimba yang
besar,
Pulanglah engkau kepada gunung guntung,
Pulanglah engkau kepada sungai yang
tiada berhulu,
Pulanglah engkau kepada kolam yang tiada
berorang,
Pulanglah engkau kepada mata air yang
tiada kering,
Jikalau kau tiada mau kembali, matilah
engkau.
2. Pantun
Adalah
puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri
dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai
isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi,
agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
Ciri-ciri :
Ø Setiap bait terdiri 4 baris
Ø Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
Ø Baris 3 dan 4 merupakan isi
Ø Bersajak a – b – a – b
Ø Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
Contoh :
Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Biarlah mati kita bersama
Satu kubur kita berdua
(Roro Mendut, 1968)
Ubur-ubur sampingan dua
Biarlah mati kita bersama
Satu kubur kita berdua
(Roro Mendut, 1968)
3. Karmina
Atau dikenal dengan nama pantun kilat adalah
pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris
kedua adalah isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). Biasanya digunakan untuk
menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.
Ciri-ciri karmina
Ø Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
Ø Bersajak aa-aa, aa-bb
Ø Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
Ø Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
Ø Semua baris diawali huruf capital.
Ø Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri
tanda titik.
Ø Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan
perintah.
Contoh :
Dahulu ketan sekarang ketupat
Dahulu jagoan sekarang ustad
Dahulu jagoan sekarang ustad
Pergi ke rawa ke muara pula
Sudah tak juara tak sholat pula
Sudah tak juara tak sholat pula
Buah nagka bentuknya bulat
Sudah tua bangka belum ingat akhirat
Sudah tua bangka belum ingat akhirat
4. Seloka
Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah
maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan.
Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, kadang-kadang
dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
Ciri-ciri seloka
Ø Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair,
Ø Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
Contoh :
Bunga
mawar cempaka biru
Bunga
rampai di dalam puan
Tujuh malam
semalam rindu
Belum sampai
padamu tuan
Bunga rampai di
dalam puan
Ruku-ruku dari
peringgit
Belum sampai
padamu tuan
Rindu saya bukan
sedikit
Ruku-ruku di
peringgit
Teras jati bertalam-talam
Rindu saya bukan
sedikit
Nyaris mati
semalam-malam
Teras jati
bertalam-talam
Kapal brlabuh
dilautan sisi
Nyaris mati
semalam-malam
Bantal dipeluk
saya tangisi
(Anatomi
Sastra_Prof. Atar Semi, hal. 148)
5. Gurindam
P uisi
yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
Gurindam merupakan satu
bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir
yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan
semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau
akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
Ciri-ciri :
Ø Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau
perjanjian
Ø baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah
atau perjanjian pada baris pertama tadi.
Contoh :
Ini gurindam
pasal yang keenam:
Cahari
olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,
(Gurindam
duabelas Raja Ali Haji pasal keenam)
6. Talibun
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena
mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris
hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.
Ciri-ciri:
Ø Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus
genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Ø Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga
sampiran dan tiga isi.
Ø Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat
sampiran dan empat isi.
Ø Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Ø Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d –
a – b – c – d
Contoh :
Panakik pisau siraut
Ambil galah batang lintabung
Silodang ambil untuk niru
Yang setitik jadikan laut
Yang sekapal jadikan gunung
Alam terkembang jadikan guru
(Panghulu, 1978:2)
Ambil galah batang lintabung
Silodang ambil untuk niru
Yang setitik jadikan laut
Yang sekapal jadikan gunung
Alam terkembang jadikan guru
(Panghulu, 1978:2)
7. Bidal
Bidal adalah jenis puisi lama
dalam bentuk peribahasa dalam sastra Melayu lama yang kebanyakan berisi
sindiran, peringatan, nasehat, dan sejenisnya. Bidal merupakan jenis peribahasa
yang memiliki arti lugas, irama dan rima, sehingga bisa digolongkan ke dalam
jenis puisi.
Contoh :
Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau
Ada ubi ada talas, ada budi ada balas
8. Syair
Syair adalah
salah satu jenis puisi lama. Puisi yang bersumber dari Arab
dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a,
dan biasanya berisi nasihat atau cerita.
Ciri-ciri syair
Ø Terdiri dari 4 baris
Ø Berirama a-a-a-a
Ø Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud
penyair
Contoh
:
Syair
Abu Nawas
Wahai Tuhanku! Aku bukanlah ahli surg
Tapi aku tidak sangup menahan siksa neraka
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku...
Sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar...
Dosaku bagaikan bilangan pasir...
Maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
Umurku ini setiap hari berkurang
Sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
Wahai Tuhanku! Hamba-Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu
Dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada-Mu
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah ahli pengampun
Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau
Tapi aku tidak sangup menahan siksa neraka
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku...
Sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar...
Dosaku bagaikan bilangan pasir...
Maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
Umurku ini setiap hari berkurang
Sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
Wahai Tuhanku! Hamba-Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu
Dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada-Mu
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah ahli pengampun
Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau
Anonim. 2009. Sastra Melayu. Diambil
dari id.wikipedia.org pada tanggal 28 September 2013
Anonim. 2012. Pengertian,
macam-macam dan contoh puisi. Diambil dari edukasi.kompasiana.com pada
tanggal 28 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar